Kerja fleksibel adalah sebuah konsep yang memberikan karyawan kemudahan dalam menentukan waktu, tempat, dan cara bekerja sesuai dengan kebutuhan dan kondisi mereka. Kerja fleksibel menjadi semakin populer di serviced office jakarta seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan gaya hidup masyarakat. Namun, apakah dunia usaha ingin menerapkan kerja fleksibel secara ‘permanen’?
Menurut sebuah survei yang dilakukan oleh PwC pada tahun 2022, sebanyak 83% dari 1.200 eksekutif perusahaan di seluruh dunia mengatakan bahwa mereka ingin mengubah model kerja mereka menjadi lebih fleksibel setelah pandemi Covid-19 berakhir. Alasan utama mereka adalah untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan, produktivitas, dan efisiensi.
Beberapa contoh perusahaan yang telah menerapkan kerja fleksibel secara permanen adalah serviced office jakarta, Twitter, Facebook, Shopify, dan Spotify. Perusahaan-perusahaan ini memberikan kebebasan kepada karyawan untuk bekerja dari mana saja, baik di kantor, di rumah, atau di tempat lain yang mereka inginkan2. Perusahaan-perusahaan ini juga menyesuaikan sistem penggajian, manajemen, dan komunikasi mereka dengan model kerja fleksibel.
Namun, tidak semua perusahaan bisa atau mau menerapkan kerja fleksibel secara permanen. Beberapa tantangan yang dihadapi oleh perusahaan yang ingin menerapkan kerja fleksibel adalah:
- Menjaga keseimbangan antara fleksibilitas dan keteraturan. Beberapa karyawan mungkin merasa lebih nyaman dengan jadwal kerja yang tetap dan terstruktur, daripada yang berubah-ubah sesuai dengan situasi. Perusahaan harus menemukan cara untuk mengakomodasi kebutuhan dan preferensi karyawan yang berbeda-beda.
- Menjaga kualitas dan kuantitas hasil kerja. Beberapa pekerjaan mungkin membutuhkan koordinasi, kolaborasi, dan supervisi yang lebih intensif, yang sulit dilakukan secara jarak jauh. Perusahaan harus menetapkan standar dan indikator kinerja yang jelas dan objektif untuk mengukur hasil kerja karyawan.
- Menjaga keterlibatan dan keterikatan karyawan. Beberapa karyawan mungkin merasa kurang terhubung dan terlibat dengan perusahaan dan rekan kerja mereka jika bekerja secara jarak jauh. Perusahaan harus menciptakan budaya dan lingkungan kerja yang mendukung dan menghargai karyawan, serta menyediakan fasilitas dan insentif yang menarik.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kerja fleksibel adalah sebuah tren yang semakin diminati oleh dunia usaha seperti serviced office jakarta, namun juga memiliki tantangan dan risiko tersendiri. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan berbagai faktor, seperti jenis pekerjaan, karakteristik karyawan, tujuan bisnis, dan kondisi pasar, sebelum memutuskan untuk menerapkan kerja fleksibel secara permanen.